Pernikahan di Pegunungan Papua

Orang Pegunungan Tengah Papua, Boleh Menikah Hanya Dengan Marga Wita dan Waya

Ini pembahasan yang menarik, artikel saya kali ini tentang, “orang pegunungan Tengah Papua Boleh Menikah Hanya Dengan Marga Wita dan Waya saja”, kenapa demikian? dari zaman dahulu memang seperti ini, tetapi selain daerah pegunungan tengah maupun daerah luar Papua apakah sama atau tidak dan itu belum bisa dipastikan isini.

Untuk itu mari kita simak bersama bahwa apa yang dimaksud dengan boleh menikah jika Wita dan Waya saja?

Di daerah pegunungan Papua, Marga kelompok Wita hanya boleh menikah dengan marga kelompok Waya. Itu sudah aturan adat dan budaya dari nenek moyang daerah pegunungan tengah Papua, tetapi yang lain di daerah pesisir apakah ada atau tidak belum bisa pastikan nanti salah jalur hehe. Dan hal ini sampai sekarang juga tidak boleh ada yang melanggar aturan ini, jika dilanggar, tidak akan di restujui dari keluarga atau akan ada musibah sebagai konsekuensinya.

Aturan ini sebenarnya sedikit mempersempit ruang gerak-gerik anak-anak muda dalam memilih pasangan, karena harus berusaha mengetahui kelompok marga Wita atau Waya terlebih dahulu sebelum berkeinginan untuk mengenal lebih dalam bahkan menjadikan kekasih, harus sudah mengetahui lebih dulu marga dan asal muasal marga keluarganya barulah nanti boleh berkenalan untuk menjadikan kekasih atau pujaan hati.

Sebelum kita melanjutkan, pasti anda bertanya-tanya apa yang dimaksud atau yang dibahas Marga Wita dan Waya ini? Untuk anda yang belum mengetahui.

Cinta dari Wamena 3
Ilustrasi foto: Film Cinta dari Wamena – danieldokter.wordpress.com

Salah satu contoh saja, ketika itu ada seorang anak gunung Papua yang berpacaran dengan seorang cewe cantik dari luar pegunungan, mereka bertemu dan lelaki ini berkata kepada pacarnya si cewe ini, apakah nama dibelakangmu itu nama dari marga keluarga atau nama belakang marga ayahmu?, si cewe menjawab, tidak demikian, nama belakang saya itu nama kejadian saat saya dilahirkan atau nama dari nenek moyang dahulu seperti nama nenek tete dan lain sebagainya bukan marga keturunan. Kemudian si cowo ini membalas, kalau kami beda, memang nama kejadian nama dari nenek moyang juga ada namun itu nama depan tetapi nama belakang harus dengan nama marga dari keturunan keluarga dari nama belakang ayah saya seperti sekarang ini, misalkan saya marga Wandikbo dan anak sayapun akan menempati nama belakang Wandikbo juga, berarti itu marga turunan kelurga saya atau dari nama belakang ayah saya, nah wandikbo ini masuk dalam golongan nama besar marga Wita bukan Waya.

Pembahasan selanjutnya adalah marga apa saja yang masuk dalam golongan marga Wita dan Waya, karena nama Wita dan Waya adalah dari sekian banyak marga digolongkan menjadi dua saja sebagai nama besar untuk memudahkan golongan-golongan nama marga yang begitu banyak dipegunungan.

Ok kita melanjutkan lagi, kalau kelompok marga sama berarti kasihan tidak bisa paksa untuk menikah meskipun anda benar-benar mencintai, karena anda berada dipihak yang sama, artinya marga sama, jika anda menikapun karena paksa atau takdir cinta, anda akan selalu berada dipojokan cerita orang dan pasti anda jatuh dalam hukum karma dari nenek moyang atau anda akan terkutuk dari keluarga besar anda. Juga jika menikah sesama klen yang termasuk waya ataupun wita dianggap menikahi saudara (Pawi). Konon sebelum injil masuk mereka yang berzinah sesama klen waya ataupun wita dikucilkan bahkan dibunuh karena melanggar aturan dan dianggap akan membawa musibah, termasuk di dalam budaya Yali-Hubula perkawinanpun diatur antara klen wita dan waya. Maka dari itulah anda harus memiliki pasangan yang berbedah marga atau marga musuh dari pasangan anda seperti pembahasan marga diatas, hanya Wita yang bisa menikah dengan Waya tidak bisa sesama Wita dan Wita atau Waya dan Waya.

Cinta dari Wamena 2
Ilustrasi – foto: Film Cinta dari Wamena – danieldokter.wordpress.com

Jikalau anda memiliki pasangan marga yang sama lebih baik cari yang lain saja. Meskipun pilihan sedikit dan terbatas, Ada pasangan yang menikah sesama marga dan berkeluarga, beranak cucu, mereka selalu dipandang rendah dan masalah lain seperti hukuman dan kutukan selalu bersama di kehidupan mereka, penulis berani berkata demikian karena penulis anak putera daerah pegunungan Papua dan musti mengetahui hal ini. Jika ada yang katakan sama saja berarti anda bukan orang adat atau orang gunung.

Begitulah fenomena menarik antara kelompok marga Wita – Waya, fenomena ini juga berpengaruh dalam hubungan keluarga dan persaudaraan dari yang kandung sampai yang saudara jauh sekali tetap sangat kuat di daerah pegunungan.

Oleh karena itu, orang pegunungan Papua ketika melakukan kegiatan atau acara saat minta bantuan dana, persoalan maskawin atau berurusan masalah dll. itu bisa mengumpulkan sesampai ratusan Juta rupiah, karena persaudaraan yang terlalu kokoh.

Baca juga: Cara Hidup Dalam Rumah Adat Dan Bercocok Tanam Orang Wamena Dahulu

Baik pembahasan selanjutnya, sesuai janji saya diatas, kita akan bahas dengan marga apa saja yang masuk dalam golongan marga Wita dan Waya. Jika kita hanya membahas Wita dan Waya saja tidak menarik, karena kita tidak paham apa itu yang dimaksud Wita dan Waya maka sampai orang gunung Papua biasa demikian?

Wita – Waya adalah nama besar golongan dari berbagai macam nama marga, antara musuh atau tidak, musuh bukan dalam masalah atau dalam perang tetapi musuh dalam perkawinan orang gunung Papua dan persaudaraan. Hal ini tidak dapat dihapuskan karena sudah menjadi hukum karma dalam kebudayaan orang gunung Papua.

Marga-marga atau klen yang masuk diantara Wita dan Waya.

Wita

Marga yang tergolong masuk dalam nama besar Wita adalah seperti suku atau klen sebagai berikut:
Hisage, Wetipo, Kossay, Marian, Mabel, Itlay, Asso, Halitopo. Wilil, Wamu, Hesegem, Hisage, Kurisi, Wantik, Wandikbo, Gombo, Medlama, Aud, Holago, Komba, Wenda, Yikwa, Yigibalom, Enumbi, dll. dan yang tidak disebutkan.

Waya

Marga yang tergolong masuk dalam nama besar Waya adalah seperti suku atau klen sebagai berukut:
Halitopo, Hesegem, Matuan, Elokpere, Hubi, Oagai, Wetapo, Lokobal, Elosak, Doga, Ginia, Kilungga, Kenelak, Uaga, Mumpo, Togodi, walela, Tabuni, Wanimbo, Wandik, Yoman, dll. dan yang tidak disebutkan.

Itulah yang dimaksud, disebutkan dalam nama besar antara Wita – Waya, kedua sebutan Wita – Waya ini seperti kedua raja untuk mempermudah masuk dalam golongan mana, contoh ketika saat ditanya anda Wita atau Waya? Saya Wita berarti dia adalah saudarah atau musuh.

Dalam pencarian pacar atau jodohpun akan berlaku, berawal dari saat ditanya, disitulah akan mempermudah untuk melanjutkan hubungan dan beranggapan kalau dia adalah saudara saya atau musuh, musuh dalam hal pacaran artinya bisa berpacaran. itulah orang pegunungan Papua itu sendiri.

Ketidaktahuan atau lupa nama marga yang lainnya maka penulis tidak bisa mencamtumkan nama dari marga lain dalam sebutan nama marga diatas, karena diatas adalah bagaikan contoh garis besar dalam penulisan dari artikel ini, juga karena artikel ini ditulis untuk masalah jodoh atau kebiasaan saat perkawinan orang pegunungan Papua.

NB: Copy artikel tolong sertakan penulisnya atau sumber link blog ini.

23 tanggapan untuk “Pernikahan di Pegunungan Papua

  1. Mendidik. Wa.. Moga tetap mengangkat, saya berharap banyak ad tulisan lain yang di publish ttng sperti ini yg pnting bs artikel ntuk tak lupa & saling menginggatkan sesama generasi Papua umumnya dan lebih khususnya buat generasi anak-anak gunung. Thanks.

    Disukai oleh 1 orang

  2. Salam jumpa dari Tanah Papua. Ade ganteng kirlungganak, wa. Ide dan gagsan yang sedang dikembangkan sangat baik dlm mengembangkan diri. Tapi hal ini juga memberikan informasi bagi mereka yang membutuhkan. Hal yang menerik adalah bahwa masalah pemilihan jodoh atau pasangan hidup ini memang penting oleh semua insan di bumi. Dan dalam praktek ini tidak semua ras, suku dan etnis mempunyai kesamaan dlm perilaku memilih pasangan dan ini kadang2 tergantung pd turunan dan kehidupan lingkungan masing2. Kalau di papua pd umumnya dan wilayah pegunungan tengan papua memang sangat beda kehidupan masyarakat dgn daerah lain. Dalam pemilihan jodoh utk org pegunungan tengan papua pd dasarnya memang sesuai dgn apa yg dikomentari dlm blog ini. Dan ada tertarik pd bagian ini adalah sebagian besar anak-anak papua pegunungan kalau merantau kuliah di luar papua seperti Jawa, bali, Manado, Surabaya dsgnya kadang2 lupa dgn pemilihan pacar atau pasangan yg diwariskan oleh nenek moyang itu. Sehingga katanya kita ikuti perkembangan, maka bisa pilih pacar darimana saja bisa, hal itu sangat setuju. Tetapi setelah nikah/kawin satu atau dua tahun kehidupan mulai berantakan krn kondisi ekonomi dll. Maka barisan yang belakangan ini perlu menjadi perhatian penting utk tetap pilih pasangan sesuai dgen marga pasangan yg terdapat dlm turunan suku bangsa. Semoga info ini menjadi perhatian oleh terlebih para Mahasiswa Papua Pegunungan yang sdg menukuni pendidikan……..SELAMAT BERJUANG.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Terima kasih untuk memberikan pemahaman bagi kaum muda – mudi yang berasal dari penggunungan Papua. Saya secara pribadi sengat menghormati, dengan hasil penulisan tentang penggolongan keturunan atau marga, memang banyak suku atau marga yang tidak tercantum tapi itu tidak mengurangi bagi kaum muda/i lahir besar penggunungan papua (labeppa), karena semua anak adat dan pasti bisa memahami tentang isi blog ini, dan bisa menyesuaikan dengan beberapa marga yang sudah tercantum. Namun, ada masukan atau koreksi untuk penulis blog ini bahwa, ada beberapa marga yang masuk dalam pengolongan sama dengan marga Weya. Dalam hal ini, untuk marga. Enumbi ini agar dikaji ulang agar saudara/i yang lain tidak salah memahami. Karena ada beberapa wilaya tertentu itu tergolong dalam kelompok Wita bukan Weya. Untuk itu mohon koreksinya agar keturunan diluar dari penggunungan juga bisa memahami tentang hal ini.
    Terima kasih.
    Syalom

    ……… GBU…………

    Suka

  4. MANTAP KENERASI PENERUS BISA MELUPAKAN ITU SEMUA,DAN PENGARUH DENAGAN DUNIA MODERN SAAT INI,OLEH SEBAB ITU SOSIALISASIKAN LEWAT USIA DINI DAN DR KLRG,MUDAH MUDI LEWAT APA SAJA YG PENTING ITU UNTUK ADIK-ADIK KITA DAN ANAK CUCU KITA MASA DEPAN,TERIMA KSH ADMIN,SLM HORMT TUHAN YESUS MMBRKT KITA SEMUA

    Disukai oleh 1 orang

  5. Ini Ni, ank zamaN skrG IT donG blanG yG pntinG bs bakU atuR, lucU skali to? Pa lG klow nak gunuG yG bicara tu mamalukN skali trA tw adT yae…. MoGa anak gununG PapUa kni banyaK mmBacA artikel ini biaR tw adaT dN ni juGa artikEl meLawaN lupa ntuK kedePan. sangT bgUs ya kk beSar. 😀 😀

    Disukai oleh 1 orang

  6. Saya mempelajari beberapa anak Papua itu tidak pernah ada yang buat blog untuk tulis-tulis sendiri, kebanyakan mereka kopi paste dan tempel-tempel saja juga kebanyakan berita. Di blog ini saya melihat semua tulisan sendiri walaupun bahasa yang sederhana namun ada peningkatan yang bagus untuk anak mudah seusiamu. Semoga kedepanya banyak serangan yang bisa di ciptakan, menulis sangat berarti untuk masa akan datang atau saat ini. Teruskan sodara.

    Disukai oleh 1 orang

  7. Wawa…. ada sebagian topik yang saya dapat disini yang saya cari dan ini sangat membantu penulisan ilmia saya. Dan ijin copy admin sekaligus pemilik blog ini.

    Suka

  8. Waaa…kaonak.sgt bgs utk km anak muda/I agar km tdk slh memilih.dan trmksh jg krn sa dpt pemahaman yg br.Gbu.

    Suka

Komentar ditutup.